Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Jumat, 28 Oktober 2011

Read more...

FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PPENDIDIKAN

A. LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA

Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati.[1] Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

1. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga

a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak

Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.

b. Menjamin Kehidupan Emosional Anak

3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :

v Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.

v Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita.

v Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.

c. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.

d. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial

Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.

e. Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan

Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.

2. Tanggung Jawab Keluarga

Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif bagi perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul-betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk masyarakat yang sejahtera.
Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan.
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.[2]

B. LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH

Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain :

Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan hierarkis.
Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan
Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa yang akan datang.

Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat. Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara.

1. Fungsi dan Peranan Sekolah

1. Fungsi Lembaga Sekolah

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik

b. Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran

Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.

d. Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.

e. Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.

f. Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.

2. Peranan Lembaga Sekolah

a. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.

b. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.

Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.
2. Tanggung Jawab Sekolah
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.

3. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah

Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.

4. Macam-macam Sekolah

a. Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan

Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik segi fasilitas, keuangan maupun tenaga pengajar.
Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta. Terdiri atas 4 status yakni : Disamakan, Diakui, Terdaftar dan Tercatat.

b. Ditinjau dari Tingkatan

Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan sebelum Sekolah Dasar.
Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP/ MTs.
Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah.
Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas.
Ditinjau dari sifatnya
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan SLTA.
Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan STM.

5. Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan

a. Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik.

b. Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan bangsa

Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja.

C. LEMBAGA PENDIDIKAN Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.[3] Pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
Peserta tidak perlu homogen
Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup

1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat.
Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan biasa.
Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah
Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka
Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak

2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah

Para buruh dan Petani

Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif.

Para Remaja Putus Sekolah

Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.

Para Pekerja yang Berketerampilan

Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik.

Golongan Teknisi dan Profesional

Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta keterampilannya.

Para Pemimpin Masyarakat

Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan.

Anggota Masyarakat yang Sudah Tua

Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka.

Read more...

Kegunaan/Manfaat/Fungsi Sekolah Dan Kuliah (Pendidikan Formal) Di Indonesia

Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang dagang martabak mesir, anak tukang jambret, anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi negara, dan sebagainya harus bersekolah minimal selama 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.
Mungkin banyak dari kita yang mempertanyakan apakah sebenarnya fungsi pendidikan formal tersebut. Situs organisasi.org ini akan membantu memberikan sedikit jawaban sesuai dengan kondisi yang ada. Kenapa kita harus sekolah dan mengapa semakin tinggi jenjang pendidikan kita maka semakin baik?
Manfaat dan Fungsi Belajar di Sekolah dan di Perguruan Tinggi :
1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.
3. Memperkenalkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain.
4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
5. Sebagai Identitas Diri
Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.
6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.
----
Memang proses belajar manusia sangat lama dan panjang. Bayangkan saja jika sekolah dasar (SD) memakan waktu 6 tahun, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas selama 6 tahun, di perguruan tinggi selama 4 tahun makan waktu yang diperlukan untuk meraih gelar sarjana yaitu sekitar kurang lebih 16 tahun.

Comments

Artikel yang bagus, cuman

Artikel yang bagus, cuman dalam kenyataannya sekolah formal seringkali hanya mengajari menghapal. Kalau begitu apakah masih relevan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik bagi manusia?

Teman

Fungsi utama sekolah atau kuliah adalah membangun jaringan pertemanan. Silahkan Anda hitung berapa banyak orang yang bekerja karena pertemanan/kenalan. Kian banyak teman yang mengenal Anda, kian baik buat kehidupan Anda. Apalagi jika Anda punya keahlian yang memadai.
Yang lain yang diperoleh di kuliah/sekolah hanya BONUS.

PENDIDIKAN JUGA PERBAIKI NEGARA

Tidak memnutup kemungkinan kalau pendidikan juga sarana untuk pebaiki negara
semakin tinggi sekolah semakin kuat dasar ,ketika dia berada pada lembaga apapun.
Begeitu juga dengan kerja ,kalau dasar sudah kuat baik lah pekrjaan yang di lakukannya..
semakin banyak sarjana dan master atau doktor di negara ini semakin maju lah dasar kita sebagai manusia..kalau semua sudah memiliki dasar yang kuat baik lah lembaga yang ada dalam sebuah negara
bobby umroh

Sekolah Sebagai Rumah Belajar

Sekolah maupun kampus sebenarnya sebagai rumah belajar yang sifatnya formal,ada aturan-aturan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah, namun tujuan utamanya tidak lain adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
http://rumahbelajar.com

Mengubah Keraguan Jadi Keputusan

Banyak yg beranggapan skolah hanya formalitas yg didalamnya hanya hal yg membosankan.
Tapi tanpa disadari adalah merasakan hal yg membosankan itu yg mempengaruhi perkembangan otak kita.
Saat kita merasa jenuh ato bosan, kita mencari hal2 yg membuat kita bisa hilangkan perasaan itu.
Agar bisa tetap ikuti tuntutan disiplin dari skolah dan karena ingat nasihat, atau merasa iba dengan orang tua.
Tapi saat-saat tertentu kita menjadi ragu, karna bimbang dan jenuh terhadap tugas2 yg diembankan dari skolah.
Namun kalo kita bisa renungkan dan sadari, kedewasaan lah yg kita dapatkan dari formalitas yg menjenuhkan menurut kita.
Karna kedewasaan ini yg memupuskan rasa ragu, bimbang dan jenuh.
Jadi, saya pribadi menganggap Pendidikan Formal adalah hal terpenting dalam merubah sikap, pemikiran dan kualitas hidup kita.

tahank's

Artikel yg bagus..., tp saya butuh paparan tentang peraturan resmi dari pendidikan formal.
Bisa tolong di upload dong.... >,<

mencerdaskan kehidupan bangsa

apa itu definisi cerdas???? konsep pemahaman ilmu dari yang kita peroleh dalam pendidikan formal adalah mempelajari apa yang sudah di temukan manusia... namun seringkali atau hampir keseluruhan tak berguna sama sekali pada fakta hidup yang kita jalani... mengapa demikian coba kita renungkan... kita sebagai peserta didik selalu di tuntut memahami pola pikir dari penemu metode pembelajaran dari bahan ajar yang sudah tersaji...berdasarkan devinisi dan pemikiran dari orang yang kita anggap cerdas... kesimpulanya pendidikan formal hanya menyajikan apa yang sudah ada dan sudah di teliti maka mau tidak mau peserta didik hanya akan menelan pengetahuan saja bukan kedewasaan dari ilmu yang mereka pelajari.... jadi sudah jelas akan tertinggal dengan individu yang mampu menciptakan ilmu itu sendiri... maka yang di hasilkan dari pendidikan formal adalah... pengekor atau calon buruh sejati....seperti yang sekarang terjadi kita hanya menjadi buruh di negara kita sendiri.....

Ijin Copy Paste pak ke

Ijin Copy Paste pak ke erp-pendidikan.com
sumber tetap di-cantum-kan dari posting bapak..
terima kasih..

Read more...

Membangun Kualitas Pendidikan di Tengah Era Global PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Mujtahid   
Sabtu, 19 Februari 2011 02:57


DALAM era global saat ini, setidaknya ada beberapa tuntutan yang harus segera mendapat perhatian serius oleh dunia pendidikan. Di antaranya adalah pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi, tersedianya jaringan informasi yang mampu mengakses segala kebutuhan terhadap pemenuhan pendidikan. Inilah barangkali suatu mimpi yang harus dibangun dan lakukan oleh pendidikan nasional.

Derasnya arus budaya dan informasi dari Barat yang tidak dapat lagi dibendung, merupakan suatu kenyataan logis bahwa dalam era global sekarang ini semuanya menjadi satu entitas (kesatuan). Karena perubahan tersebut selalu diikuti dengan kecanggihan ilmu dan teknologi. Budaya yang masuk ke negara kita telah mempengaruhi gaya hidup (life style) masyarakat yang semakin maju. Fenomena yang terjadi adalah sikap konsumen masyarakat meniru (imitasi) perilaku Barat. Setidaknya budaya tersebut berimplikasi pada pembentukan pola pikir dan tingkah laku masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan juga tidak menuntut kemungkinan bisa mengikis kesadaran budaya lokal secara berlahan-lahan.

Sebagai upaya untuk menangkal atau mengadaptasikan budaya tersebut maka sangat tergantung pada mutu dan produk pendidikan sebagai proses penyadaran. Namun ada beberapa parameter untuk mengukur kadar sampai seberapa jauh intensitas keseriusan pemerintah dalam mencerdaskan dan menyadarkan masyarakat dan bangsa ini. Pendidikan kita nampaknya masih banyak mengandung muatan-muatan filosofis dan fiksi. Apalagi bicara tentang membendung budaya luar yang semakin “gila” itu. Hal ini bisa kita saksikan bahwa sistem pendidikan kita masih banyak terlibat pada bias-bias atau kepentingan-kepentingan politik, belum bisa mandiri (otonom). Karena itu, sesungguhnya banyak pula “korban” yang telah dihasilkan oleh pendidikan masa lalu, akibat adanya polarisasi politik yang luar bisa hebatntya.

Kondisi pendidikan di negara kita, dinilai banyak pengamat 60% lebih gagal total. Meskipun kuantitas lembaga pendidikan menjamur dimana-mana, tetapi hasilnya sangat tidak maksimal dan memperhatinkan. Inilah fenomena dan kondisi pendidikan nasional yang sangat memerlukan penanganan serius oleh para ahli atau pakar pendidikan secara profesional dan sungguh-sunguh. Sehingga krisis yang berimplikasi pada semua bidang kehidupan secara luas juga ditentukan oleh salah satunya dari krisis mutu pendidikan itu.

Beberapa dekade terakhir ini, pendidikan kita banyak diwarnai dengan polarisasi politik. Faktor politiklah yang banyak ikut membentuk dan mempengaruhi sistem pendidikan ini, sehingga tidak bisa berjalan secara baik dan maksimal sebagaimana kita harapkan bersama. Kadang-kadang pendidikan dapat dijadikan sebagai mobilisasi untuk melegalkan serta memperkuat kekuasaaan. Akibatnya, citra pendidikan seperti ini menjadi pudar diterpa badai politik oleh kepentingan orang-orang yang bernafas pendek. Budaya politik yang sangat otoriter dan angkuh itu dapat mematikan sistem pendidikan yang seharusnya dapat tumbuh dan berkembang secara cepat dan tepat dan seharusnya pula mampu mengejar ketertinggalan dengan mutu pendidikan luar negeri.

Kartono Kartini mengajukan sebuah sistem pendidikan demokrasi sebagai pilihan, baik pilihan sistem pendidikan maupun sistem politik. Dasar argumennya adalah kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri muncul dalam masyarakat Indonesia. Karena keinginan untuk merdeka dan demokrasilah yang bisa menjamin kemerdekaan tersebut, dan dengan demikian, membawa cita-cita modernisasi.

Penjabaran dari sistem pendidikan di atas, merupakan tujuan bersama rakyat, melalui negara antara lain kemerdekaan dan mengembangkan kepribadian melalui pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan itu sendiri adalah “membebaskan diri dari berbagai belenggu” atau tegasnya membentuk individu yang paripurna dan bertanggung jawab.

Di samping itu, pendidikan juga bertujuan untuk menumbuhkan kepribadian yang utuh, memperkaya rohani, melatih berfikir, melatih gelisa untuk bertanya dan mencari jawaban sendiri. Tugas pendidikan sebenarnya mengajak untuk sadar diri dan mengerti serta mampu mempraktekkan dalam kehidupan secara riil. Sayangnya, sejauh yang penulis ketahui, bahwa masih banyak para siswa dan tenaga pendidik yang kurang sadar dan memiliki kepekaan tinggi.

Seperti yang dikemukakan oleh Paulo Freire (tokoh yang cenderung kiri) mengemukakan dalam thesisnya mengenai pendidikan kaum tertindas. Beliau mengajukan sebuah metode konsientinasi (penyadaran). Metode ini sangat baik untuk dijadikan landasan sebagai sistem pendidikan di negara kita. Dengan metode ini diharapkan pendidikan akan memperlihatkan pencerahan dan tumbuhnya bagi sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang demikian ini, akan merangsang jiwa untuk sadar diri, berkreasi dan berimajinasi.

Paul Freire mengecam pendidikan gaya “bank”, sebuah model pendidikan yang tidak mendorong tumbuhnya iklim kondusif untuk bisa maju dan tidak pula menghormati kemerdekaan manusia. Melalui model pendidikan tersebut, siswa dibiarkan tidak diberi kesempatan untuk berfikir, bertanya dan berdialog atau tukar pikiran. Mereka harus “tunduk dan pasrah” kepada guru setiap apa yang disampaikan, tidak diberikan umpan balik sama sekali dan bahkan menghukumnya apabila siswa terlalu “vokal dan kreatif” sehingga membuat guru resah. Siswa diibaratkan oleh Paulo Freire sebagai “celengan atau pundi-pundi” yang diisi tampa peduli diserap atau tidak.

Sistem pendidikan seperti ini dapat dijumpai di sana-sini pada pendidikan yang ada. Secara kuantitas, lembaga sekolah (pendidikan) memang memadahi, tetapi kondisi dan gaya seperti itu mana mungkin akan melahirkan sebuah generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan keluaran pendidikan dari luar negeri. Banyak lembaga sekolah, baik swasta maupun negeri yang hanya mampu menampung siswa untuk belajar, tetapi belum siap membina dan mengelolanya secara profesional. Inilah kendala kinerja pendidikan yang masih semrawut.

Fenomena di atas, tidak dapat dielakkan lagi dari pandangan kita. Lalu sebenarnya di manakah jalan keluarnya untuk memecahkan persoalan tersebut? Mantan rektor Universitas Indonesia (UI), Mahar Mardjono, mengemukakan bahwa jika membangun kualitas, maka sarana pendidikan, lingkungan pendidikan,  dan sumber daya manusia harus dilengkapi sebaik-baiknya. Selain itu, jumlah pelajar harus dibatasi, supaya perhatian guru bisa konsentrasi kepada anak didik.

Di samping itu, tenaga pendidik harus qualified dan memberi waktunya dengan penuh. “Dengan memilih ini, berarti kita akan dapat memberikan pendidikan tersebut bagi sebagian besar orang yang juga membutuhkannya”. Tenaga pendidik juga bisa diambil dari mana saja asalkan mempunyai kredibilitas yang memadahi serta dapat dijadikan contoh secara psikologis bagi siswa.

Demikain pula fasilitas fisik juga mendukung terhadap kondusifitas proses belajar mengajar. Ini harus diperhatikan oleh pendidikan supaya kenyamanan belajar dan interaksi antara guru dan siswa dapat berlajan maksimal. Fasilitas yang perlu dipenuhi itu, seperti laboratorium, perpustakaan, tempat latihan-latihan olah raga, serta sarana pendukung lainnya.

Pendidikan yang baik diibaratkan sebuah “aquarium” yang di dalamnya terdapat ikan pilihan, sirkulaisi udara yang seteril, makanan yang berkualitas, perawat yang profesional dan seterusnya. Begitu juga pendidikan, semua yang berkaitan dengan kelengkapan pendidikan atau proses belajar mengajar harus dilengkapi supaya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan sempurna.

*) Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
 

Read more...

Arti Penting Pendidikan Bagi Manusia
Thursday, 12 April 2007

Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.

Arti Penting Pendidikan Bagi Manusia
(Membangun Pendidikan untuk Mewujudkan Manusia Indonesia berkualitas)
Oleh Falmersius L.Gaol, S.Sos.
(Pamong Belajar BP-PLSP Regional – I Medan)

Pendahuluan
Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh  pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.

Dari masa perkembangan peradaban kuno sampai munculnya abad “pencerahan” (renaisance) di eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling utama, hal itu setidaknya dapat kita lihat dari pendapat beberapa ahli berikut ini;
  Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan, Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan.
  Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan masyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki sistem pendidikan.
  Van de venter, tokoh politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak awal perkembangan munculnya golongan terpelajar Indonesia juga mengatakan, Pendidikan yang diberikan kapada rakyat pribumi, akan dapat merubah nasib pribumi,
  Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, juga menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan.

Selanjutnya menurut UNESCO, badan PBB yang menangani bidang pendidikan menyerukan kepada seluruh  bangsa-bangsa di dunia bahwa, jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban.oleh karena itu UNESCO merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:
1. Learning how to think (Belajar bagaimana berpikir)
2. Learning how to do (Belajar bagaimana melakukan)
3. Learning how to be (Belajar bagaimana menjadi)
4. Learning how to learn (Belajar bagaimana belajar)
5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)
Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan pendidikan sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian  yang positif. Sikap dan kepribadian yang positif antara lain:
• Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan
• Bangga berdisiplin
• Tahan mental menghadapi kesulitan hidup
• Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim)
• Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah
• Bangga bertanggung jawab
• Terbiasa bekerja keras
• Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya
• Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)
• Hormat pada aturan
• Menghormati hak-hak orang lain
• Memiliki moral dan etika yang baik
• Mencintai pekerjaan
• Suka menabung

Menghasilkan manusia Indonesia seperti keadaan di atas merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajar-mengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik ataupun warga belajar.

Sasaran Pendidikan Indonesia
 Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, akan mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pernyataan itu akan termanifestasikan dalam 3 hal yaitu:
1. Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
2. Estetika (Seni)
3. Moral dan Etika
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan itu tidaklah sekedar transfer of knowledge. Pendidikan itu juga harus belajar tentang behaviour, etika-moral dan mental anak didik.

 Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional, mengatakan Bahwa Bangsa yang pendidikannya jelek tidak maju, Bangsa yang maju adalah bangsa yang produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki akhlak dan kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani dan rukun satu sama lain.
Wakil Presiden Yusuf  Kalla, dalam menyikapi pro dan kontra tentang standarisasi Ujian Nasional (UN) menegaskan, Anak-anak yang yang telah belajar keras dan sungguh-sungguh tidak boleh disamakan dengan anak-anak yang malas,hal itu tidak benar,  karena negara Indonesaia tidak dibangun dengan kemalasan, namun harus dengan kerja keras.
 Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat tercapai melalui peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua, tenaga pendidik, siswa-siswi, pemerintah, dan  masyarakat, serta keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di Indonesia, proses pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk yang sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum maksimalnya peran serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang dapat memperlambat proses pembangunan pendidikan nasional. Namun berbagai upaya signifikan telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan pendidikan nasional, penetapan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maupun APBD (Sesuai pasal 31 ayat 3 UUD 1945) menjadi indikator utama dimulainya percepatan peningkatan mutu pendidikan Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga pendidik yang simultan dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan berdaya saing tinggi.

Read more...

Rabu, 26 Oktober 2011

"Sekolah Harapan, Sekolah Bebas Korupsi" dan Diskusi "Melawan Korupsi, Membangun Demokrasi di Sekolah". Rabu, 9 Pebruari, Jam 1 Siang di Gedung A Lt.III, Kemendiknas. Narasumber : Fasli Jalal (Wakil Mendiknas), Teten Masduki (Sekjen TII), Ani Sutjipto (Fisip UI), Gino Vanollie (Kadis pendidikan Way Kanan), Ade Manadin (Kepsek Tegal Gede 2-Garut) : Informasi oleh Pak Edi Subkhan.
STRATEGI: Mengulangkan program lama (MBS dari tahun 1990an) yang sampai saat ini Kemendiknas gagal mengimplementasikan secara nasional, yang mungkin terhambat karena "Korupsi terjadi di semua tingkatan dari KemenDikNas, Dinas Pendidikan, hingga Sekolah" (ICW) "Dinas pendidikan telah menjadi institusi paling korup dan menjadi isntitusi penyumbang koruptor pendidikan terbesar dibanding dengan institusi lainnya." (ICW: Analisis 5 Tahun Pemberantasan Korupsi Pendidikan).

Sistem Manajemen Berbasis-Sekolah (MBS) yang adalah sangat baik, hanya dapat diimplementasikan secara nasional dan efektif oleh Manajemen di Pusat (Kemendiknas) yang "Bersih" dan "Profesional" (Peran utama adalah merencanakan, menkoordinasikan dan memonitor dengan tegas, maupun menjaga anggaran untuk program-nya tidak di-Korupsikan juga), yang di-Implementasikan oleh Dinas Pendidikan yang "Bersih", "Berdedikasi", dan "Profesional" (Bebas dari Korupsi dan Siap Mental untuk mendukung Sekolah-Sekolahnya).

Bagaimana Mungkin Program Ini Dapat Berhasil Sebelum Kemendiknas dan Dinas Pendidikan diBersihkan Duluan? Menurut kami program ini adalah salah satu indikator signifikan bahwa Kemendiknas belum serius mengenai memberantas korupsi di Dunia Pendidikan Kita.

Dari respons ke pertanyaan saya ke Panel hari Rabu termasuk Pak Fasli Jalal - Wakil Mendiknas, "Kapan Kita akan mulai memberantaskan korupsi di Kemendiknas dan Dinas Pendidikan?" - yang tidak dijawab, kami hanya dapat kira bahwa pertanyaan-nya tidak dapat dijawab (atau tidak ingin dijawab). Padahal ini isu yang paling penting kalau Kemendiknas serius mengenai memberantaskan korupsi.

Menurut kami: Program baru ini (yang sebenarnya tidak baru) kayaknya hanya adalah salah satu konsep lagi yang tanpa memberantas korupsi di Kemendiknas dan Dinas Pendidikan duluan tidak dapat diangap sebagai solusi secara nasional yang serius. Maupun kalau menjadi "proyek" mungkin dapat membuka kesempatan untuk korupsi skala besar kalau Kemendiknas tidak tegas memonitor anggaran-nya.

Musuh Pendidikan #1Kalau kita hanya mencari kesibukan di dunia tikus kecil (Sekolah - Yang adalah korban juga), pasti tikus-tikus besar akan makin senang karena mereka juga tahu bahwa perbaikan di tingkat sekolah tidak bisa dilaksanakan secara nasional dan efektif tanpa manajemen yang bermutu dan bersih di Kemendiknas dan Dinas Pendidikan. Jadi kesibukan-nya di sekolah tidak akan berakhir, dan tikus-tikus besar tidak akan diganggu.

Apakah bergerak di tingkat sekolah saja akan efektif menghadapi isu "Dinas pendidikan telah menjadi institusi paling korup dan menjadi isntitusi penyumbang koruptor pendidikan terbesar dibanding dengan institusi lainnya." ICW: Analisis 5 Tahun Korupsi Pendidikan

Bagaimana kalau sekolah yang sudah bersih ingin melawan atau melaporkan korupsi di tingkat Dinas Pendidikan atau Kemendiknas, melapor ke mana?


Salam Pendidikan
Phillip Rekdale (Jakarta)
Kasus Dugaan Korupsi RSBI
JAKARTA, KOMPAS.com - ICW (Indonesia Corruption Watch) terus melakukan upaya dan proses hukum terhadap kasus dugaan korupsi di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau RSBI SDN 12 Jakarta. Sampai detik ini, ICW belum mendapat jawaban dari pihak berwajib atas laporan kasus dugaan korupsi tersebut.
Dugaan Korupsi di Sektor Pendidikan Capai 852,7 Miliar
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Koalisi Pendidikan datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaporkan temuan dugaan korupsi di sektor pendidikan. Nilainya mencapai Rp. 852,7 miliar.
Korupsi Dana Pendidikan, dari Dinas hingga Sekolah
JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelewengan dana pendidikan utamanya dilakukan aparat dinas pendidikan di daerah dan sekolah. Peluang penyelewengan dana pendidikan itu terutama dalam alokasi dana rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana sekolah serta dana operasional sekolah. 
Penindakan Korupsi di Sektor Pendidikan Payah, Sangat Rendah!
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan, penindakan kasus korupsi di sektor pendidikan masih sangat rendah, antara lain karena penegak hukum terkesan tidak terlalu serius dalam mengurus jenis kasus korupsi bidang pendidikan. 
Waduh...60 Persen Sekolah Tilap Dana BOS!
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan, sekitar 60 persen dari sekolah yang menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menyelewengkan dana yang telah diberikan kepada masing-masing sekolah tersebut. 


Mengapa kami membuat Website Anti-Korupsi?
Yang pertama, kami ingin mendukung Pemerintah Indonesia dan Policy Anti-Korupsinya.

Yang kedua, kami di Pendidikan Network terima pertanyaan-pertanyaan setiap hari mengenai bagaimana pendidikan dapat lebih bermutu di semua sektor pendidikan, dan lebih murah (terjangkau) di sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Memang banyak orang merasa bahwa mereka mengerti masalah-masalahnya dan menyebutkan solusinya, misalnya:
  • Sekolah dan kampus harus menurunkan biayanya - Bagaimana mungkin? Sebetulnya pendidikan di negara ini sudah relatif murah, apa lagi dibanding negara lain, dan kita perlu meningkatkan mutu lebih dari yang sekarang.
  • Mengganti sistem - Mengganti sistem 1000 kali juga tidak efektif karena bukan salah sistemnya, sistem adalah kambing hitam (scapegoat).
  • Memakai Sistem Agama - Kalau begitu mengapa kebanyakan orang yang ingin pendidikan yang lebih bermutu memilih negara barat?
  • Meningkatkan kemampuan Guru dan Dosen - Dengan kesejahteran yang sangat rendah, dan suasana yang tidak memberi semangat, kemajuannya sangat terbatas.
Kita selalu membahas soal-soal yang sebenarnya hanya hal-samping, tetapi masalah utama adalah korupsi, dan hal-hal yang disebut di atas sebenarnya bukan masalah terpenting. Dengan korupsi yang memakan sampai 30% dari anggaran total negara (apakah ini termasuk semua "markup biaya" dan gaji-gaji pegawai negeri yang tidak-produktif).

"Penilaian ini diungkapkan Indonesia Corruption Watch (ICW), mengamati kasus-kasus korupsi pendidikan yang semakin lama semakin marak. ''Korupsi terjadi di semua tingkatan dari Depdiknas, dinas pendidikan, hingga sekolah,'' kata Ketua Divisi Monitoring Pelayanan Publik (MPP) ICW, Ade Irawan."

"Koruptor Sekarang Tidak Lebih Banyak dari Dahulu"
JAKARTA, KOMPAS.COM - "Calon Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa koruptor dalam pemerintahan saat ini tidak lebih banyak dari pemerintahan sebelumnya."

Apa maksudnya Pak Jusuf Kalla? Apakah "koruptor dalam pemerintahan saat ini" tidak lebih sedikit juga? Kalau begitu setelah 5 tahun belum ada kemajuan, kan?
Bagaimana dengan Keuangan Pemerintah?
"BPK: Laporan Keuangan Pemerintah Buruk"



"Wuih... Indonesia Terkorup, Singapura Terbersih"
"Pemerintah harus punya prioritas dalam pemberantasan korupsi. Mana yang mau dibersihkan dulu? Kalau mau hasil survei bagus, perbaiki pelayanan pada bisnis. Pemerintah jangan cuma berkomitmen secara verbal," ujar Danang. (MON/ANA)
Re: "Mana yang mau dibersihkan dulu?"

Semoga DepDikNas dan Dinas Pendidikan!



"KPK Minta Diknas Adakan Pendidikan Antikorupsi"

Apakah ini tidak sangat ironis?

Bukan anak-anak sekolah yang melakukan korupsi!

Mereka menjadi korbannya!

(Dan sangat mengerti masalah korupsi, kan?)

Bukan maling yang dibenarkan, tetapi korbannya!

Lucu ???


Yang perlu dididik (dibenarkan) siapa?



Koruptor-Koruptor Sibuk Mencuri Uang Di Kantor

Tetapi


"KPK Kampanye Antikorupsi di Mal"

Mengapa???

Apakah supaya tidak menggangu koruptor???

Ayo KPK, Mohon Serius!




Kelihatannya masih banyak daerah yang belum mendengar suara Presiden kita!
"Presiden: Jangan Ada Lagi Gedung Sekolah Rusak"

"Atap Sekolah Runtuh, 10 Siswa Terluka"

"Trauma, Murid dan Guru Enggan Gunakan Sekolah Ambruk"

"Bangunan SD Inpres Lama Sebaiknya Direnovasi"

Apakah kita lagi menunggu bencana seperti di Haiti sebelum DepDikNas akan serius mengenai Keamanan Anak-Anak dan Guru di Sekolah?
(Haiti: "Korban Tewas Sekolah Ambruk 82 Siswa")
Lanjutan Ambruk.Com

Apakah, masalah banyak sekolah ambruk
juga terkait dengan korupsi?




Mungkin Kita Dapat Belajar Dari Irak dan China!

"Irak Pecat 62.000 Pegawai Karena Korupsi"

"881.000 Pejabat China Dihukum"

Mengapa Indonesia Tidak Bisa?

Jurnal Pendidikan Network Indonesia
Di negara kaya, seperti Indonesia, pendidikan sampai tamat sekolah menengah seharusnya gratis (biayanya dari pemerintah). Pendidikan adalah hal yang paling penting di negara yang sedang berkembang. Kalau sumber alam di kelola dengan baik, dan dengan tanah yang subur di mana-mana, seharusnya negara ini termasuk yang paling kaya di Asia Tenggara. Tetapi kalau kita melihat hal pendidikan, masyarakat terus meminta beasiswa dan biaya pendidikan seperti pengemis di pinggir jalan.

Pada waktu tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Indonesia dan Malaysia tidak begitu berbeda dan beberapa guru dari Indonesia dibawa ke Malaysia untuk membantu. Sekarang pendidikan di Malaysia termasuk yang paling baik di dunia, tetapi Indonesia tidak maju dan sekarang biaya pendidikan yang bermutu rendah saja sudah mulai menjadi di luar jangkauan kebanyakan masyarakat di Indonesia.

Kita dapat membahas soal-soal yang lain tetapi kita tidak dapat berharap akan ada kemajuan yang signifikan sampai pendidikan mendapat alokasi paling sedikit 20% dari anggaran negara "tanpa disentuh tangan koruptor rakus".
Berita Khusus Pendidikan
Berita Khusus Pendidikan

"Korupsi Virus Harus Ditemukan Obatnya" - Virus?
Bukan Lingkungan Maling yang Perlu diHukum?
Silakan Memaca!


Membaca

"Indonesia, Negeri yang Selalu Kalah"


Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Perpustakaan dan Pojok Antikorupsi


Membaca dan tambah suara anda:
.
Musuh Moral Bangsa
Korupsi dan Moral Bangsa
Setiap hari kita membaca dan mendengar saran-saran mengenai hal-hal moral bangsa Indonesia. Yang sangat sering dikatakan merusak moral anak bangsa kita adalah pornografi dan judi. Tetapi hanya sedikit masyarakat terkait dengan pornografi dan judi, dan biasanya yang ingin saja. Di semua negara ada pornografi dan judi. Mana yang benar?
Musuh Pendidikan Bangsa
Korupsi dan Pendidikan
Setiap hari kami (Pendidikan Network) menerima puluhan pemintaan untuk beasiswa atau bantuan finansial dari siswa/i dan mahasiswa/i. Jumlah permintaan selalu meningkat di bulan Juni sampai Oktober. Apalagi banyak mahasiswa memprotes mengenai kenaikan biaya pendidikan yang di luar jangkauan mereka. Mengapa masyarakat harus menjadi pengemis?
Musuh Sumber Daya Manusia
Korupsi dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keadaan SDM di Indonesia termasuk suatu hal yang sangat memprihatinkan. Biar orangtua bekerja 24jam per hari agar anaknya dapat lulus dari universitas, anaknya belum tentu mendapat pekerjaan yang diharapkan kalau tidak punya koneksi atau banyak uang.
Informasi mengenai Musuh Kita
Korupsi - Informasi
Informasi dan links tentang:
  • kasus-kasus korupsi di Indonesia
  • situs web yang lain yang anti-korupsi
  • informasi dari luar negeri
Saran Kita
Korupsi - Saran Kita
Anda dapat mengirim saran anda mengenai hal-hal terkait dengan korupsi atau info anda terhadap hal tersebut. Saran anda akan dipasang di bagian yang dipilih anda. Kita harus berjuang! Ayo, berpartisipasi!
Forum Kita
Korupsi - Forum Kita
Yang paling penting untuk memulai memberantas korupsi di Indonesia adalah partisipasi anda. Percaya atau tidak percaya, negara ini akan melepaskan diri dari jajahan korupsi, dan pahlawan yang akan membebaskan kita adalah masyarakat biasa seperti anda. Jangan hanya "Corruption Watch" (Artinya "Observasi/Menonton Korupsi"). Kayak NATO tetapi NAWO (No Action Watch Only). Kita harus berjuang! Ayo, berpartisipasi!

Guru-Guru Melawan Korupsi

Pendidikan Network Indonesia

Read more...

Mendidik Anak Meraih Sukses Keluarga
Oleh: Mochamad Bugi
Posisi anak dalam keluarga ada dua. Pertama, sebagai penyambung generasi –lihat QS. Al-
Anbiya (21): 89. Sebagai penyambung generasi, anak menjadi pewaris karya yang dihasilkan
orang tuanya –lihat QS. 19: 6.—dan penyejuk jiwa orang tuanya –lihat QS. Al-Furqan (25): 74.
Yang kedua, sebagai pelanjut tugas dan cita-cita orang tuanya –lihat QS. Al-Furqan (25): 74.
Perlakuan orang tua terhadap anaknya sangat dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor
harapan dan cita-cita berkeluarga kedua orang tuanya. Cita-cita adalah harapan tertinggi yang
sangat ingin diraih yang diupayakan dengan rencana dan segala kemampuan yang paling
maksimal. Sebab, membentuk keluarga bukanlah tujuan, tapi sarana untuk mencapai sebuah
tujuan. Karena itu, pastikan Anda tidak salah dalam menetapkan cita-cita berkeluarga.
Faktor yang kedua adalah kesadaran untuk melaksanakan tugas terpenting dalam berkeluarga.
Apakah tugas terpenting dalam berkeluarga itu? Allah swt. menyebebutkan dalam QS. At-
Tahrim (66): 6, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar dan keras, mereka tidak mendurhakai Allah dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya.”
Jadi, keluarga sukses adalah keluarga yang di dunia berhasil menjalankan misi sebagai pemimpin
orang yang bertakwa dan di akhirat, berhasil mencapai visinya terbebas dari neraka. Inilah
makna dari doa yang kita pinta: rabbana aatinaa fiid dunya hasanah wa fiil akhirati hasanah wa
qinaa ‘adzaaban naar. Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di duniah dan kebahagiaan di
akhirat; dan jauhkan kami dari api neraka. Allah swt. berfirman, “Maka barangsiapa yang telah dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses.” [QS. Ali Imran (3): 185]
Untuk meraih kesuksesan dalam berkeluarga, posisi anak menjadi penting. Jadikan anak sebagai
aset penting untuk meraih sukses keluarga. Perlakukan dan persiapkan mereka agar mampu
menjadi pemimpin umat dan bangsa; perlakukan dan bekali mereka agar mampu menjadi
penyelamat orang tua dan keluarganya dari neraka.
Ada dua ciri yang menandakan bahwa Anda telah merasakan anak Anda adalah aset penting
keluarga, yaitu:
1. Jika ada rasa khawatir jika anak yang dititipan Allah kepada Anda tidak menjadi seperti yang
diamanahkan.
2. Jika ada rasa cemas jika anak yang sebagai modal berharga untuk meraih sukses keluarga
menjadi sia-sia tidak berguna.
Allah swt. pun menyuruh kita, orang tua, punya rasa khawatir terhadap anak-anak kita. “Dan
hendaklah takut (cemas) orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap keadaan mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
[QS. An-Nisa (4): 9]
Di ayat itu juga Allah swt. memberi resep kepada kita agar tidak meninggalkan anak-anak yang
lemah. Resepnya adalah tingkatkan kapasitas moral kita dengan bertakwa kepada Allah,
menambah kapasitas konsepsional kita sehingga kita mampu berkata yang benar (qaulan
sadiidan), dan perbaiki kualitas amal kita (tushlihu’ ‘amal). [Lihat QS. Al-Ahzab (33): 70-71]
Resep itu harus dilakukan secara bersama-sama dalam keluarga, bukan sendiri-sendiri. Ini
terlihat dari ayat itu ditulis Allah swt. dengan bentuk jamak. Jadi klop dengan prinsipt a’aw un
alal birri wat taqwa (tolong menolong dalam ketakwaan) dan al-mu’minuna wal mu’minaat
ba’duhum auliyaa’u ba’d (lelaki yang beriman dan wanita yang beriman mereka satu sama lain
saling bantu-membantu).
Step to step-nya seperti ini. Mulailah kedua orang tua, yaitu kita, memperbaiki diri. Lalu,
hadirkan untuk anak Anda lingkungan terbaik dan hindarkan mereka dari lingkungan yang
merusak. Beri mereka makanan yang terjamin gizi dan kehalalannya. Berikan pendidikan yang
berkualitas sesuai dengan visi dan misi keluarga. Tentu saja siapkan anggaran yang cukup.
Setelah itu, bertawakalah kepada Allah swt. Doakan selalu anak Anda.
Dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang harus menjadi titik tekan adalah:
1. Mengikatnya dengan (suasana) Al-Qur’an
2. Menjadikannya terus menerus merasa dalam pengawasan Allah swt.
3. Menumbuhkan cinta kepada Nabi saw., keluarga dan para sahabatnya. Menjadikan mereka
sebagai sumber panutan dan rujukan hidup
4. Membiasakannya mencintai segala hal yang diridhai Allah; dan menjadikanya benci terhadap
yang dimurkai Allah.
5. Membekalinya dengan keterampilan memimpin dan berjuang.
6. Membekalinya dengan keterampilan hidup.
7. Membekalinya dengan keterampilan belajar.
8. Menjadikannya mampu menggunakan berbagai sarana kehidupan (sain dan teknologi)
Friday, July 25, 2008
Kiat Sukses Mendidik Anak
Suatu ketika, selepas sholat Jum'at, saya sempat ngobrol sejenak dengan sang khotib. Dia bercerita
tentang sulitnya mendidik anak saat ini. Ketika umminya dirumah sering bercerita tentang kehidupan
rasulullah dan para sahabat kepada anak2nya, ternyata anak2nya justru lebih mengenal tokoh Naruto
dibandingkan Abu Bakar atau Umar. Bahkan, lanjut ustadz yang bergelar Doktor tersebut, suatu ketika ia
pulang kerumah dihampiri oleh anaknya yang berumur sekitar 5 tahun dan kemudian bertanya, "Abi,
pacaran itu apa sih ?"
Jika ulama seperti beliau saja mengalami kesulitan dalam mendidik anak, bagaimana dengan kita?
Bagaimana menjaga anak kita dari pengaruh TV dan lingkungan pergaulannya? Bagaimana seharusnya
peran kita sebagai orangtua dalam mendidik anak?
Alhamdulillah, kajian tentang ilmu mendidik anak kemarin digelar di musholla al barokah gedung cyber.
Menurut pembicara, ustadzah Herlini Amran, MA. ada 4 faktor yang menjadi kunci sukses mendidik
anak:
1. Orangtua
Al-Imam Al-Ghazali dalam Al-Ihya’nya menerangkan bahwa “Anak adalah amanah bagi orang tuanya.
Hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan belum terbentuk. Dia bisa
menerima bentuk dan corak apapun yang diinginkan. Jika dia dibiasakan dan diajari kebaikan, maka
akan tumbuh pada kebaikan & menjadi orang yang berbahagia dunia dan akhirat. Pahalanya bisa
dinikmati orang tuanya, guru dan pendidiknya. Jika ia diabaikan dan dibiarkan, maka dia akan
menderita dan rusak. Dosanya juga ada di pundak orang yang bertanggung jawab mengurusnya”.
Secara umum Rasulullah saw telah menjelaskan tugas dan kewajiban orang tua terhadap anaknya dalam
sabda beliau saw yang diriwayatkan oleh Hakim :
- Memberi nama yang baik
- Membaguskan (mengajar) akhlaknya.
- Mengajar baca tulis.
- Mengajar renang.
- Mengajar memanah atau menembak (ketrampilan).
- Memberi makan yang halal, dan
- Menjodohkannya (menikahkannya) bila telah dewasa dan orang tua mampu
2. Ilmu
Dalam mendidik anak, ada 5 hal positif yang harus diberikan oleh orangtua:
- Keteladanan
- Adat kebiasaan
- Nasehat
- Memberikan perhatian
- Memberikan hukuman
Menurut Dorothy Law Nolte, ada hubungan sebab akibat dalam perlakuan yang diberikan kepada anak..
Children Learn What They Live..
- Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
- Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
- Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
- Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
- Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
- Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
- Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
- Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
- Bila anak mendapatkan pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
- Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta
3. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang besar pada pendidikan anak. Sebaik apapun pendidikan anak dalam
keluarga namun lingkungannya buruk maka akan berimbas pada prilaku anak begitu juga sebaliknya.
4. Do'a
Dalam mendidik anak, tidak cukup dengan hanya mengandalkan kekuatan akal dan jasmaninya.
Bimbingan ilahiyah sangatlah diperlukan. Kelemahan manusia dalam memandang sesuatu yang baik
buat si anak begitu relatif. Terkadang ia berpikir bahwa suatu perbuatan yang menurutnya sudah baik
untuk pendidikan si anak, pihak lain memandangnya sebagai suatu yang tidak tepat Maka sehebat
apapun manusia berteori, tidak akan terlepas dari kemampuan akalnya yang terbatas.
Para Nabi banyak berdoa agar dikaruniai anak-anak yang taat kepada Allah. Perhatikan doa Nabi Ibrahim
(Q.S Albaqarah:128-129 dan Ibrahim:35), doa nabi Zakaria (Q.S Maryam: 5-6 ), dan doanya hamba-
hamba Allah yang sholeh (Q.S Al-Furqon:74).
Keberhasilan dalam pendidikan anak akan memunculkan generasi yang akan merubah umat manusia
dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan
membawa kedamaian dan rahmatan lil’alamin, sehingga dapat menentukan kesuksesan dan
keberhasilannya dalam mengemban amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi. Tidak cukup hanya itu
saja bahkan untuk orang tuanya yang sudah meninggal (di alam barzakh), anak sholeh ini menjadi
sumber pahala yang terus mengalir tak putus-putusnya bagi mereka...
SIMPULAN
apakah anda pernah mendengar orang tua yang berkata :
mengapa ya anak saya bandel, suka berbohong, susah diatur, suka
melawan, dan ungkapan negatif lainnya.
saya Farhan dan anda mungkin akan merasa prihatin mengenai keadaan
orang tua macam ini.
saya ingin membagikan sedikit masukan yang insyaAllah bisa membantu
para orang tua mendidik anak.
agar anak menjadi soleh atau solehah, penurut, mematuhi orang tua,
rajin belajar, cerdas, suka menolong, dan penyayang.
orang tua atau disingkat menjadi ortu sering melakukan kesalahan
pertama dalam mendidik anaknya.
seperti: mendidik anak ketika sudah besar.
banyak orang tua yang memanjakan anaknya ketika kecil sehingga ketika
anak tumbuh dewasa akan sulit diatur dan diberi nasehat.
kedua, adalah mencontohkan yang tidak benar secara langsung maupun
tidak langsung.
misal : ketika ada peminta2 datang kerumah, ortu akan bilang pada
anaknya, 'katakan pada orang itu kalo mama lagi tidak ada dirumah'.
sehingga si anak akan belajar berbohong dan ortu tidak menyadari hal ini.
ketiga, ortu tidak bersyukur pada kelebihan sang anak, sebaliknya si
ortu hanya melihat kekurangan anak,
misal: 'kenapa kamu tidak pernah belajar', 'dasar bandel', dan
ungkapan negatif lainnya.
para ortu terkadang tidak menyadari bahwa ungkapan negatif, perbuatan
dan lainnya akan mempengaruhi psikologi anak secara tidak sadar.
keempat, ortu selalu membandingkan sifat anaknya.
misal: 'mengapa kamu selalu melawan?, beda dengan mama kamu, mama ini
tidak pernah melawan sama nenek kamu' atau 'mengapa kamu bandel sih
berbeda dengan kakak kamu yang baik'
kelima, ortu selalu merasa benar dan tidak pernah berempati terhadap
anaknya ( memahami perasaan anak)
dan lain sebagainnya.
ada lebih dari 10 kesalahan ortu yang harus dihindari.
salah satu yang penting adalah para ortu secara tidak sengaja atau
sengaja SERING menggosip atau membicarakan keburukan orang lain.
coba anda ingat baik-baik
atau anda lihat orang tua yang memiliki anak yang bandel.
misal orang tua yang anaknya sering keluar malam.
jika anda perhatikan, akan anda dapati penyebab anaknya sering keluar
malam atau perilaku buruk lainnya adalah karena:
beberapa tahun yang lalu si ortu pernah membicarakan keburukan anak

Share & Embed

Add a Comment

Characters: 400

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP