Jumat, 28 Oktober 2011
FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PPENDIDIKAN
A. LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA
Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki  tugas utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan  hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana  anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena  hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga.  Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat  informal dan kodrati.[1] Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak  manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai  terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan  anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.
1. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga
a.       Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan  berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga  sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna  pada perkembangan selanjutnya.
b.  Menjamin Kehidupan Emosional Anak
3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :
v  Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan  menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa  perhatian yang lebih.
v  Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah  lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai  pendidikan pada semua tingkah laku kita.
v  Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang  diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan  aktifitasnya sehari-hari.
c.  Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu  berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya,  orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan  dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
d.  Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan  satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam  keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang  tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi  anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang  lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
e.  Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai  dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan  akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua  mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah  bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.
2. Tanggung Jawab Keluarga
Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan  orang tua dan anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan  menimbulkan beberapa sifat negatif bagi perkembangan anak. Begitu pula,  tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang akan membuat anak selalu  merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan  orang tua terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup  membantu orang tua dalam penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu  anak akan menghasilkan pengetahuan yang asli dan berakar bagi anak.  Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul-betul membentuk  kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya  akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat  yang sejahtera dibentuk dari keluarga-keluarga yang sejahtera pula.  Keluarga merupakan awal perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, karena  itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk masyarakat yang  sejahtera.
Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara  orang tua dan anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk  betul-betul mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan.
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan  keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia  telah dewasa akan mampu mandiri.[2]
B. LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH
Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka  dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih  ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana  pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan  secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan  dikelola dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara  lain :
Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang  memiliki hubungan hierarkis.
Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan  yang harus diselesaikan
Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan  umum
Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban  kebutuhan di masa yang akan datang.
Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan  untuk masyarakat. Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada  masyarakat dalam mendidik warga negara.
1. Fungsi dan Peranan Sekolah
1.         Fungsi Lembaga Sekolah
a.  Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak  didik
b.  Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan  sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan  efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
d.  Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk  sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
e.  Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan  budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada  anak didik selaku generasi muda.
f.  Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk  melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk  terjun ke masyarakat.
2. Peranan Lembaga Sekolah
a.  Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan  dengan karyawan.
b.  Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang  berguna bagi agama, bangsa dan agama.
2. Tanggung Jawab Sekolah
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan  tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan  tingkat pendidikan.
Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional  pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini  berdasarkan ketentuan jabatannya.
3. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah  memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas,  teratur dan resmi.
Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara  guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
4. Macam-macam Sekolah
a.         Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan
Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik  segi fasilitas, keuangan maupun tenaga pengajar.
Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan  swasta. Terdiri atas 4 status yakni : Disamakan, Diakui, Terdaftar dan  Tercatat.
b.  Ditinjau dari Tingkatan
Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan sebelum Sekolah Dasar.
Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan  SLTP/ MTs.
Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah  Aliyah.
Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau  Universitas.
Ditinjau dari sifatnya
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam  spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan  SLTA.
Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang  mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya :  SMEA, MAK, SMK dan STM.
5.     Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
a.  Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta  memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik.
b.  Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki  kebudayaan bangsa
Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan  keterampilan kerja.
C.        LEMBAGA PENDIDIKAN Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap  perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai  peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan,  membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan  menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu  pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat  diharapkan.[3] Pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai  berikut :
Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu  pendek
Peserta tidak perlu homogen
Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap  kebutuhan meningkatkan taraf hidup
1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di  dalam masyarakat untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya  bebas dan bertanggung jawab.
Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada  orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban  belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang  terkadang mengenai seluruh rakyat.
Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar  sistem persekolahan biasa.
Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa  di luar lingkungan sekolah
Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil  umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu  pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus  dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang  ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka
Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu  masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat  menempati posisi yang layak
2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah
Para buruh dan Petani
Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali.  Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong  meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode  baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga  negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif.
Para Remaja Putus Sekolah
Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik,  merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.
Para Pekerja yang Berketerampilan
Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program  pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan  dan teknik. Dengan tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya  keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta membuka  jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik.
Golongan Teknisi dan Profesional
Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya,  peran mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah  pengetahuan serta keterampilannya.
Para Pemimpin Masyarakat
Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan  sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan  mereka dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai  dengan kemajuan dan pembangunan.
Anggota Masyarakat yang Sudah Tua
Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka  dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi  mereka.
Kegunaan/Manfaat/Fungsi Sekolah Dan Kuliah (Pendidikan Formal) Di Indonesia
Mungkin banyak dari kita yang mempertanyakan apakah sebenarnya fungsi pendidikan formal tersebut. Situs organisasi.org ini akan membantu memberikan sedikit jawaban sesuai dengan kondisi yang ada. Kenapa kita harus sekolah dan mengapa semakin tinggi jenjang pendidikan kita maka semakin baik?
Manfaat dan Fungsi Belajar di Sekolah dan di Perguruan Tinggi :
1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.
3. Memperkenalkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain.
4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
5. Sebagai Identitas Diri
Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.
6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.
----
Memang proses belajar manusia sangat lama dan panjang. Bayangkan saja jika sekolah dasar (SD) memakan waktu 6 tahun, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas selama 6 tahun, di perguruan tinggi selama 4 tahun makan waktu yang diperlukan untuk meraih gelar sarjana yaitu sekitar kurang lebih 16 tahun.
| Membangun Kualitas Pendidikan di Tengah Era Global |   |   |   | 
| Ditulis oleh Mujtahid | 
| Sabtu, 19 Februari 2011 02:57 | 
|  | 
Jalan Gajayana 50 Malang 65144
+62 341 551354
Arti Penting Pendidikan Bagi Manusia
Thursday, 12 April 2007
Tulisan ini akan mendeskripsikan  pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran  pendidikan secara umum di Indonesia. 
             
(Membangun Pendidikan  untuk Mewujudkan Manusia Indonesia berkualitas)
Oleh Falmersius  L.Gaol, S.Sos.
(Pamong Belajar BP-PLSP Regional – I Medan)
Pendahuluan
Berbicara  tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia.  Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika  sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus  mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak  pendapat para tokoh  pendidikan yang kemudian berdampak terhadap  peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang  arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara  umum di Indonesia.
Dari masa  perkembangan peradaban kuno sampai munculnya abad “pencerahan† (renaisance) di eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan  strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling  utama, hal itu setidaknya dapat kita lihat dari pendapat beberapa ahli  berikut ini;
  Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis  menyebutkan, Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu  lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan.
  Aristoteles, ahli  filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan masyarakat hanya  dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki sistem pendidikan.
  Van  de venter, tokoh politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak  awal perkembangan munculnya golongan terpelajar Indonesia juga  mengatakan, Pendidikan yang diberikan kapada rakyat pribumi, akan dapat  merubah nasib pribumi,
  Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno  dan Ki Hajar Dewantara, juga menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat  mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan.
Selanjutnya menurut  UNESCO, badan PBB yang menangani bidang pendidikan menyerukan kepada  seluruh  bangsa-bangsa di dunia bahwa, jika ingin membangun dan berusaha  memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan,  sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban.oleh  karena itu UNESCO merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:
1. Learning  how to think (Belajar bagaimana berpikir)
2. Learning how to do  (Belajar bagaimana melakukan)
3. Learning how to be (Belajar  bagaimana menjadi)
4. Learning how to learn (Belajar bagaimana  belajar)
5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup  bersama)
Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan adalah sesuatu  yang sangat penting dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu,  tidaklah sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge).  Tujuan pendidikan sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap  dan kepribadian  yang positif. Sikap dan kepribadian yang positif antara  lain:
• Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu  pengetahuan
• Bangga berdisiplin 
• Tahan mental menghadapi  kesulitan hidup
• Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang  baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim)
• Memiliki  pola pikir yang rasional dan ilmiah
• Bangga bertanggung jawab
• Terbiasa  bekerja keras
• Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya
• Mengutamakan  berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)
• Hormat  pada aturan
• Menghormati hak-hak orang lain
• Memiliki moral  dan etika yang baik
• Mencintai pekerjaan
• Suka menabung
Menghasilkan  manusia Indonesia seperti keadaan di atas merupakan keinginan insan  pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus  memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas  belajar-mengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan  kepada warga didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka  melalui melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada  pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik ataupun  warga belajar.
Sasaran  Pendidikan Indonesia 
 Menteri Pendidikan Nasional Bambang  Sudibyo mengatakan, akan mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses  pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pernyataan itu akan  termanifestasikan dalam 3 hal yaitu:
1. Penguasaan IPTEK (Ilmu  Pengetahuan dan Teknologi)
2. Estetika (Seni)
3. Moral dan Etika
Dengan  demikian jelaslah bahwa pendidikan itu tidaklah sekedar transfer of  knowledge. Pendidikan itu juga harus belajar tentang behaviour,  etika-moral dan mental anak didik.
 Presiden R.I.  Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional, mengatakan  Bahwa Bangsa yang pendidikannya jelek tidak maju, Bangsa yang maju  adalah bangsa yang produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki  akhlak dan kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani dan rukun  satu sama lain. 
Wakil Presiden Yusuf  Kalla, dalam menyikapi pro dan  kontra tentang standarisasi Ujian Nasional (UN) menegaskan, Anak-anak  yang yang telah belajar keras dan sungguh-sungguh tidak boleh disamakan  dengan anak-anak yang malas,hal itu tidak benar,  karena negara  Indonesaia tidak dibangun dengan kemalasan, namun harus dengan kerja  keras.
 Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat  tercapai melalui peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua,  tenaga pendidik, siswa-siswi, pemerintah, dan  masyarakat, serta  keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di Indonesia, proses  pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat,  sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat  diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk  yang sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum  maksimalnya peran serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang  dapat memperlambat proses pembangunan pendidikan nasional. Namun  berbagai upaya signifikan telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat  pembangunan pendidikan nasional, penetapan anggaran pendidikan sebesar  20% dari APBN maupun APBD (Sesuai pasal 31 ayat 3 UUD 1945) menjadi  indikator utama dimulainya percepatan peningkatan mutu pendidikan  Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga pendidik  yang simultan dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah  terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan  berdaya saing tinggi.
Rabu, 26 Oktober 2011
|   |   | 
Sistem Manajemen Berbasis-Sekolah (MBS) yang adalah sangat baik, hanya dapat diimplementasikan secara nasional dan efektif oleh Manajemen di Pusat (Kemendiknas) yang "Bersih" dan "Profesional" (Peran utama adalah merencanakan, menkoordinasikan dan memonitor dengan tegas, maupun menjaga anggaran untuk program-nya tidak di-Korupsikan juga), yang di-Implementasikan oleh Dinas Pendidikan yang "Bersih", "Berdedikasi", dan "Profesional" (Bebas dari Korupsi dan Siap Mental untuk mendukung Sekolah-Sekolahnya).
Bagaimana Mungkin Program Ini Dapat Berhasil Sebelum Kemendiknas dan Dinas Pendidikan diBersihkan Duluan? Menurut kami program ini adalah salah satu indikator signifikan bahwa Kemendiknas belum serius mengenai memberantas korupsi di Dunia Pendidikan Kita.
Dari respons ke pertanyaan saya ke Panel hari Rabu termasuk Pak Fasli Jalal - Wakil Mendiknas, "Kapan Kita akan mulai memberantaskan korupsi di Kemendiknas dan Dinas Pendidikan?" - yang tidak dijawab, kami hanya dapat kira bahwa pertanyaan-nya tidak dapat dijawab (atau tidak ingin dijawab). Padahal ini isu yang paling penting kalau Kemendiknas serius mengenai memberantaskan korupsi.
Menurut kami: Program baru ini (yang sebenarnya tidak baru) kayaknya hanya adalah salah satu konsep lagi yang tanpa memberantas korupsi di Kemendiknas dan Dinas Pendidikan duluan tidak dapat diangap sebagai solusi secara nasional yang serius. Maupun kalau menjadi "proyek" mungkin dapat membuka kesempatan untuk korupsi skala besar kalau Kemendiknas tidak tegas memonitor anggaran-nya.
 Kalau kita hanya mencari kesibukan di dunia tikus kecil (Sekolah - Yang adalah korban juga),  pasti tikus-tikus besar akan makin senang karena mereka juga tahu bahwa  perbaikan di tingkat sekolah tidak bisa dilaksanakan secara nasional  dan efektif tanpa manajemen yang bermutu dan bersih di Kemendiknas dan  Dinas Pendidikan. Jadi kesibukan-nya di sekolah tidak akan berakhir, dan  tikus-tikus besar tidak akan diganggu.
Kalau kita hanya mencari kesibukan di dunia tikus kecil (Sekolah - Yang adalah korban juga),  pasti tikus-tikus besar akan makin senang karena mereka juga tahu bahwa  perbaikan di tingkat sekolah tidak bisa dilaksanakan secara nasional  dan efektif tanpa manajemen yang bermutu dan bersih di Kemendiknas dan  Dinas Pendidikan. Jadi kesibukan-nya di sekolah tidak akan berakhir, dan  tikus-tikus besar tidak akan diganggu. Apakah bergerak di tingkat sekolah saja akan efektif menghadapi isu "Dinas pendidikan telah menjadi institusi paling korup dan menjadi isntitusi penyumbang koruptor pendidikan terbesar dibanding dengan institusi lainnya." ICW: Analisis 5 Tahun Korupsi Pendidikan
Bagaimana kalau sekolah yang sudah bersih ingin melawan atau melaporkan korupsi di tingkat Dinas Pendidikan atau Kemendiknas, melapor ke mana?
Salam Pendidikan
Phillip Rekdale (Jakarta)
| Kasus Dugaan Korupsi RSBI JAKARTA, KOMPAS.com - ICW (Indonesia Corruption  Watch) terus melakukan upaya dan proses hukum terhadap kasus dugaan  korupsi di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau RSBI SDN 12  Jakarta. Sampai detik ini, ICW belum mendapat jawaban dari pihak  berwajib atas laporan kasus dugaan korupsi tersebut.  Dugaan Korupsi di Sektor Pendidikan Capai 852,7 Miliar JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch  (ICW) bersama Koalisi Pendidikan datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi  (KPK) untuk melaporkan temuan dugaan korupsi di sektor pendidikan.  Nilainya mencapai Rp. 852,7 miliar.Korupsi Dana Pendidikan, dari Dinas hingga Sekolah JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelewengan dana pendidikan  utamanya dilakukan aparat dinas pendidikan di daerah dan sekolah.  Peluang penyelewengan dana pendidikan itu terutama dalam alokasi dana  rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana sekolah serta dana  operasional sekolah.  | 
| Penindakan Korupsi di Sektor Pendidikan Payah, Sangat Rendah! JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch  (ICW) menyatakan, penindakan kasus korupsi di sektor pendidikan masih  sangat rendah, antara lain karena penegak hukum terkesan tidak terlalu  serius dalam mengurus jenis kasus korupsi bidang pendidikan.  | 
| Waduh...60 Persen Sekolah Tilap Dana BOS! JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch  (ICW) menyatakan, sekitar 60 persen dari sekolah yang menerima dana  Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menyelewengkan dana yang telah  diberikan kepada masing-masing sekolah tersebut.  | 
Mengapa kami membuat Website Anti-Korupsi?
|   Yang pertama, kami ingin mendukung Pemerintah Indonesia dan Policy Anti-Korupsinya. Yang kedua, kami di Pendidikan Network terima pertanyaan-pertanyaan setiap hari mengenai bagaimana pendidikan dapat lebih bermutu di semua sektor pendidikan, dan lebih murah (terjangkau) di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Memang banyak orang merasa bahwa mereka mengerti masalah-masalahnya dan menyebutkan solusinya, misalnya: 
 Kita selalu membahas soal-soal yang sebenarnya hanya hal-samping, tetapi masalah utama adalah korupsi, dan hal-hal yang disebut di atas sebenarnya bukan masalah terpenting. Dengan korupsi yang memakan sampai 30% dari anggaran total negara (apakah ini termasuk semua "markup biaya" dan gaji-gaji pegawai negeri yang tidak-produktif).  "Penilaian ini diungkapkan Indonesia Corruption Watch (ICW), mengamati kasus-kasus korupsi pendidikan yang semakin lama semakin marak. ''Korupsi terjadi di semua tingkatan dari Depdiknas, dinas pendidikan, hingga sekolah,'' kata Ketua Divisi Monitoring Pelayanan Publik (MPP) ICW, Ade Irawan." JAKARTA, KOMPAS.COM - "Calon Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa koruptor dalam pemerintahan saat ini tidak lebih banyak dari pemerintahan sebelumnya."   Apa maksudnya Pak Jusuf Kalla? Apakah "koruptor dalam pemerintahan saat ini" tidak lebih sedikit juga? Kalau begitu setelah 5 tahun belum ada kemajuan, kan? "BPK: Laporan Keuangan Pemerintah Buruk" "Pemerintah  harus punya prioritas dalam pemberantasan korupsi. Mana yang mau  dibersihkan dulu? Kalau mau hasil survei bagus, perbaiki pelayanan pada  bisnis. Pemerintah jangan cuma berkomitmen secara verbal," ujar Danang.  (MON/ANA) Re: "Mana yang mau dibersihkan dulu?" Semoga DepDikNas dan Dinas Pendidikan! "KPK Minta Diknas Adakan Pendidikan Antikorupsi" Apakah ini tidak sangat ironis? Bukan anak-anak sekolah yang melakukan korupsi! Mereka menjadi korbannya! (Dan sangat mengerti masalah korupsi, kan?) Bukan maling yang dibenarkan, tetapi korbannya! Lucu ??? Yang perlu dididik (dibenarkan) siapa? Koruptor-Koruptor Sibuk Mencuri Uang Di Kantor Tetapi "KPK Kampanye Antikorupsi di Mal" Mengapa??? Apakah supaya tidak menggangu koruptor??? Ayo KPK, Mohon Serius! Kelihatannya masih banyak daerah yang belum mendengar suara Presiden kita! "Presiden: Jangan Ada Lagi Gedung Sekolah Rusak" "Atap Sekolah Runtuh, 10 Siswa Terluka" "Trauma, Murid dan Guru Enggan Gunakan Sekolah Ambruk" "Bangunan SD Inpres Lama Sebaiknya Direnovasi" Apakah kita lagi menunggu bencana seperti di Haiti sebelum DepDikNas akan serius mengenai Keamanan Anak-Anak dan Guru di Sekolah? (Haiti: "Korban Tewas Sekolah Ambruk 82 Siswa") Lanjutan Ambruk.Com Apakah, masalah banyak sekolah ambruk juga terkait dengan korupsi? Mungkin Kita Dapat Belajar Dari Irak dan China! "Irak Pecat 62.000 Pegawai Karena Korupsi" "881.000 Pejabat China Dihukum" Mengapa Indonesia Tidak Bisa?   Di negara kaya, seperti Indonesia, pendidikan sampai tamat sekolah menengah seharusnya gratis (biayanya dari pemerintah). Pendidikan adalah hal yang paling penting di negara yang sedang berkembang.  Kalau sumber alam di kelola dengan baik, dan dengan tanah yang subur di  mana-mana, seharusnya negara ini termasuk yang paling kaya di Asia  Tenggara. Tetapi kalau kita melihat hal pendidikan, masyarakat terus meminta beasiswa dan biaya pendidikan seperti pengemis di pinggir jalan.   Pada waktu tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Indonesia dan Malaysia tidak begitu berbeda dan beberapa guru dari Indonesia dibawa ke Malaysia untuk membantu. Sekarang pendidikan di Malaysia termasuk yang paling baik di dunia, tetapi Indonesia tidak maju dan sekarang biaya pendidikan yang bermutu rendah saja sudah mulai menjadi di luar jangkauan kebanyakan masyarakat di Indonesia. Kita dapat membahas soal-soal yang lain tetapi kita tidak dapat berharap akan ada kemajuan yang signifikan sampai pendidikan mendapat alokasi paling sedikit 20% dari anggaran negara "tanpa disentuh tangan koruptor rakus".     Bukan Lingkungan Maling yang Perlu diHukum? Silakan Memaca! Membaca  "Indonesia, Negeri yang Selalu Kalah"  Perpustakaan dan Pojok Antikorupsi Membaca dan tambah suara anda:. | 
|    Korupsi dan Moral Bangsa Setiap hari kita membaca dan mendengar saran-saran mengenai hal-hal moral bangsa Indonesia. Yang sangat sering dikatakan merusak moral anak bangsa kita adalah pornografi dan judi. Tetapi hanya sedikit masyarakat terkait dengan pornografi dan judi, dan biasanya yang ingin saja. Di semua negara ada pornografi dan judi. Mana yang benar? | 
|    Korupsi dan Pendidikan Setiap hari kami (Pendidikan Network) menerima puluhan pemintaan untuk beasiswa atau bantuan finansial dari siswa/i dan mahasiswa/i. Jumlah permintaan selalu meningkat di bulan Juni sampai Oktober. Apalagi banyak mahasiswa memprotes mengenai kenaikan biaya pendidikan yang di luar jangkauan mereka. Mengapa masyarakat harus menjadi pengemis? | 
|   Korupsi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Keadaan SDM di Indonesia termasuk suatu hal yang sangat memprihatinkan. Biar orangtua bekerja 24jam per hari agar anaknya dapat lulus dari universitas, anaknya belum tentu mendapat pekerjaan yang diharapkan kalau tidak punya koneksi atau banyak uang. | 
|     Korupsi - Informasi Informasi dan links tentang: 
 | 
|   Korupsi - Saran Kita Anda dapat mengirim saran anda mengenai hal-hal terkait dengan korupsi atau info anda terhadap hal tersebut. Saran anda akan dipasang di bagian yang dipilih anda. Kita harus berjuang! Ayo, berpartisipasi! | 
|    Korupsi - Forum Kita Yang paling penting untuk memulai memberantas korupsi di Indonesia adalah partisipasi anda. Percaya atau tidak percaya, negara ini akan melepaskan diri dari jajahan korupsi, dan pahlawan yang akan membebaskan kita adalah masyarakat biasa seperti anda. Jangan hanya "Corruption Watch" (Artinya "Observasi/Menonton Korupsi"). Kayak NATO tetapi NAWO (No Action Watch Only). Kita harus berjuang! Ayo, berpartisipasi! | 

Pendidikan Network Indonesia Read more...

 
     
Anbiya (21): 89. Sebagai penyambung generasi, anak menjadi pewaris karya yang dihasilkan
orang tuanya –lihat QS. 19: 6.—dan penyejuk jiwa orang tuanya –lihat QS. Al-Furqan (25): 74.
Yang kedua, sebagai pelanjut tugas dan cita-cita orang tuanya –lihat QS. Al-Furqan (25): 74.
harapan dan cita-cita berkeluarga kedua orang tuanya. Cita-cita adalah harapan tertinggi yang
sangat ingin diraih yang diupayakan dengan rencana dan segala kemampuan yang paling
maksimal. Sebab, membentuk keluarga bukanlah tujuan, tapi sarana untuk mencapai sebuah
tujuan. Karena itu, pastikan Anda tidak salah dalam menetapkan cita-cita berkeluarga.
Apakah tugas terpenting dalam berkeluarga itu? Allah swt. menyebebutkan dalam QS. At-
Tahrim (66): 6, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
yang kasar dan keras, mereka tidak mendurhakai Allah dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya.”
orang yang bertakwa dan di akhirat, berhasil mencapai visinya terbebas dari neraka. Inilah
makna dari doa yang kita pinta: rabbana aatinaa fiid dunya hasanah wa fiil akhirati hasanah wa
aset penting untuk meraih sukses keluarga. Perlakukan dan persiapkan mereka agar mampu
menjadi pemimpin umat dan bangsa; perlakukan dan bekali mereka agar mampu menjadi
penyelamat orang tua dan keluarganya dari neraka.
anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap keadaan mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
lemah. Resepnya adalah tingkatkan kapasitas moral kita dengan bertakwa kepada Allah,
menambah kapasitas konsepsional kita sehingga kita mampu berkata yang benar (qaulan
merusak. Beri mereka makanan yang terjamin gizi dan kehalalannya. Berikan pendidikan yang
berkualitas sesuai dengan visi dan misi keluarga. Tentu saja siapkan anggaran yang cukup.
Dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang harus menjadi titik tekan adalah:
1. Mengikatnya dengan (suasana) Al-Qur’an
2. Menjadikannya terus menerus merasa dalam pengawasan Allah swt.
3. Menumbuhkan cinta kepada Nabi saw., keluarga dan para sahabatnya. Menjadikan mereka
5. Membekalinya dengan keterampilan memimpin dan berjuang.
6. Membekalinya dengan keterampilan hidup.
7. Membekalinya dengan keterampilan belajar.
8. Menjadikannya mampu menggunakan berbagai sarana kehidupan (sain dan teknologi)
 
     
tentang sulitnya mendidik anak saat ini. Ketika umminya dirumah sering bercerita tentang kehidupan
rasulullah dan para sahabat kepada anak2nya, ternyata anak2nya justru lebih mengenal tokoh Naruto
dibandingkan Abu Bakar atau Umar. Bahkan, lanjut ustadz yang bergelar Doktor tersebut, suatu ketika ia
pulang kerumah dihampiri oleh anaknya yang berumur sekitar 5 tahun dan kemudian bertanya, "Abi,
pacaran itu apa sih ?"
Bagaimana menjaga anak kita dari pengaruh TV dan lingkungan pergaulannya? Bagaimana seharusnya
peran kita sebagai orangtua dalam mendidik anak?
Menurut pembicara, ustadzah Herlini Amran, MA. ada 4 faktor yang menjadi kunci sukses mendidik
anak:
menerima bentuk dan corak apapun yang diinginkan. Jika dia dibiasakan dan diajari kebaikan, maka
akan tumbuh pada kebaikan & menjadi orang yang berbahagia dunia dan akhirat. Pahalanya bisa
dinikmati orang tuanya, guru dan pendidiknya. Jika ia diabaikan dan dibiarkan, maka dia akan
menderita dan rusak. Dosanya juga ada di pundak orang yang bertanggung jawab mengurusnya”.
sabda beliau saw yang diriwayatkan oleh Hakim :
- Memberi nama yang baik
- Membaguskan (mengajar) akhlaknya.
- Mengajar baca tulis.
- Mengajar renang.
- Mengajar memanah atau menembak (ketrampilan).
- Memberi makan yang halal, dan
- Menjodohkannya (menikahkannya) bila telah dewasa dan orang tua mampu
- Keteladanan
- Adat kebiasaan
- Memberikan perhatian
- Memberikan hukuman
Children Learn What They Live..
- Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
- Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
- Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
- Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
- Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
- Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
- Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
- Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
- Bila anak mendapatkan pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
- Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta
Bimbingan ilahiyah sangatlah diperlukan. Kelemahan manusia dalam memandang sesuatu yang baik
buat si anak begitu relatif. Terkadang ia berpikir bahwa suatu perbuatan yang menurutnya sudah baik
untuk pendidikan si anak, pihak lain memandangnya sebagai suatu yang tidak tepat Maka sehebat
apapun manusia berteori, tidak akan terlepas dari kemampuan akalnya yang terbatas.
(Q.S Albaqarah:128-129 dan Ibrahim:35), doa nabi Zakaria (Q.S Maryam: 5-6 ), dan doanya hamba-
hamba Allah yang sholeh (Q.S Al-Furqon:74).
dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan
membawa kedamaian dan rahmatan lil’alamin, sehingga dapat menentukan kesuksesan dan
keberhasilannya dalam mengemban amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi. Tidak cukup hanya itu
saja bahkan untuk orang tuanya yang sudah meninggal (di alam barzakh), anak sholeh ini menjadi
sumber pahala yang terus mengalir tak putus-putusnya bagi mereka...
mengapa ya anak saya bandel, suka berbohong, susah diatur, suka
melawan, dan ungkapan negatif lainnya.
orang tua macam ini.
saya ingin membagikan sedikit masukan yang insyaAllah bisa membantu
para orang tua mendidik anak.
pertama dalam mendidik anaknya.
seperti: mendidik anak ketika sudah besar.
banyak orang tua yang memanjakan anaknya ketika kecil sehingga ketika
anak tumbuh dewasa akan sulit diatur dan diberi nasehat.
anaknya, 'katakan pada orang itu kalo mama lagi tidak ada dirumah'.
sehingga si anak akan belajar berbohong dan ortu tidak menyadari hal ini.
ortu hanya melihat kekurangan anak,
misal: 'kenapa kamu tidak pernah belajar', 'dasar bandel', dan
ungkapan negatif lainnya.
misal: 'mengapa kamu selalu melawan?, beda dengan mama kamu, mama ini
tidak pernah melawan sama nenek kamu' atau 'mengapa kamu bandel sih
berbeda dengan kakak kamu yang baik'
anaknya ( memahami perasaan anak)
dan lain sebagainnya.
salah satu yang penting adalah para ortu secara tidak sengaja atau
sengaja SERING menggosip atau membicarakan keburukan orang lain.
atau anda lihat orang tua yang memiliki anak yang bandel.
misal orang tua yang anaknya sering keluar malam.
misal:
"anak itu keluar malam terus apakah orang tuanya tidak pernah
mendidiknya." dll
dan keburukan laiinya...
seharusnya ortu sadar dan ingat ketika melihat anak orang lain
melakukan keburukan segera ingat dan sadar dan bersyukur anaknya tidak
demikian. dan minta perlindungan kepada Allah agar anaknya menjadi
anak yang baik.
cobalah lihat dulu kedalam diri sendiri. apa yang salah dalam diri
anda, dan yang penting sebagai ortu jangan selalu merasa benar.
pahamilah perasaan sang anak.
mandiri, ada beberapa hal yang perlu diajarkan pada anak sejak kecil
jangan tunggu samapai si anak berusia diatas 12 tahun.
dilain waktu akan saya bahas.
sebarkanlah pada meraka.
agar kita memperoleh manfaatnya.
Mendidik Anak Meraih Sukses Keluarga
Info and Rating
Share & Embed
Related Documents
Add a Comment
Print this document
High Quality
Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required).Sign up
Other login options
Login with Facebook
Signup
Why Sign up?
| Discover and connect with people of similar interests. | |
| Publish your documents quickly and easily. | |
| Share your reading interests on Scribd and social sites. | |
|  | 
Login Successful
Now bringing you back...
Reset your password
 Read more...
Read more...


 


Comments
Artikel yang bagus, cuman
Teman
Yang lain yang diperoleh di kuliah/sekolah hanya BONUS.
PENDIDIKAN JUGA PERBAIKI NEGARA
semakin tinggi sekolah semakin kuat dasar ,ketika dia berada pada lembaga apapun.
Begeitu juga dengan kerja ,kalau dasar sudah kuat baik lah pekrjaan yang di lakukannya..
semakin banyak sarjana dan master atau doktor di negara ini semakin maju lah dasar kita sebagai manusia..kalau semua sudah memiliki dasar yang kuat baik lah lembaga yang ada dalam sebuah negara
bobby umroh
Sekolah Sebagai Rumah Belajar
http://rumahbelajar.com
Mengubah Keraguan Jadi Keputusan
Tapi tanpa disadari adalah merasakan hal yg membosankan itu yg mempengaruhi perkembangan otak kita.
Saat kita merasa jenuh ato bosan, kita mencari hal2 yg membuat kita bisa hilangkan perasaan itu.
Agar bisa tetap ikuti tuntutan disiplin dari skolah dan karena ingat nasihat, atau merasa iba dengan orang tua.
Tapi saat-saat tertentu kita menjadi ragu, karna bimbang dan jenuh terhadap tugas2 yg diembankan dari skolah.
Namun kalo kita bisa renungkan dan sadari, kedewasaan lah yg kita dapatkan dari formalitas yg menjenuhkan menurut kita.
Karna kedewasaan ini yg memupuskan rasa ragu, bimbang dan jenuh.
Jadi, saya pribadi menganggap Pendidikan Formal adalah hal terpenting dalam merubah sikap, pemikiran dan kualitas hidup kita.
tahank's
Bisa tolong di upload dong.... >,<
mencerdaskan kehidupan bangsa
Ijin Copy Paste pak ke
sumber tetap di-cantum-kan dari posting bapak..
terima kasih..