Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Kamis, 29 Desember 2011

PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan multikultural (multicultural education) sesungguhnyabukanlah pendidikan khas Indonesia. Pendidikan multikultural merupakanpendidikan khas Barat. Kanada, Amerika, Jerman, dan Inggris adalahbeberapa contoh negara yang mempraktikkan pendidikan multikultural. Adabeberapa nama dan istilah lain yang digunakan untuk menunjuk pendidikanmultikultural. Beberapa istilah tersebut adalah: intercultural education,interetnic education, transcultural education, multietnic education, dan crossculturaleducation.28Untuk konteks Indonesia, pendidikan multikultural baru sebataswacana. Sejak tahun 2002 hingga sekarang ini wacana pendidikanmultikultural berhembus di Indonesia. Beberapa tulisan di media, seminar,dan simposium cukup gencar mewacanakan pentingnya pendidikanmultikultural di Indonesia. Simposium internasional di Unive rsitas Udayana,Denpasar, Bali, pada tanggal 16-19 Juli 2002 adalah salah satu contoh simposium yang mewacanakan pentingnya pendidikan multikultural diIndonesia. Seminar kali ini juga memiliki concern yang sama, bahwa wacanapendidikan multikultural perlu terus-menerus dihembuskan, bahkan perludiujicobakan. Secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai“pendidikan untuk/tentang keragaman kebudayaan dalam meresponperubahan dengan mografis dan kultur lingkungan masyarakat tertentu ataubahkan dunia secara keseluruhan”. Definisi ini dengan demikian terkaitdengan kebudayaan dan kultur lingkungan. Ini berarti pembahasanmultikultural tak dapat dipisahkan dari budaya dan lingkungan sekitarmasyarakat.30Seorang pakar pendidikan dari Amerika Serikat bernama PrudenceCrandall (1803-1890) secara intensif menyebarkan pandangan tentangpendidikan multikulturalisme, yaitu pendidikan yang memperhatiakan secarasungguh-sungguh latar belakang peserta didik baik dari keragaman suku(etnis), ras, agama, (aliran kepercayaan), dan budaya (kultur).31Konsep pendidikan multikultural di negara-negara yang menganutkonsep demokratis seperti Amerika Serikat dan Kanada, bukan hal baru lagi.Mereka telah melaksanakannya khususnya dalam upaya melenyapkan diskriminasi rasial antara orang kulit pulit dan kulit hitam, yang bertujuanmemajukan dan memelihara integritas nasional. Pendidikan multikulturalmengakui adanya keragaman etnik dan budaya masyarakat suatu bangsa,sebagaimana dikatakan R. Stavenhagen:Religious, linguistic, and national minoritas, as well as indigenous and tribalpeoples were often subordinated, sometimes forcefully and against their will,to the interest of the state and the dominant society. While many people... hadto discard their own cultures, languages, religions and traditions, and adaptto the alien norms and customs that were consolidated and reproducedthrough national institutions, including the educational and legal system.Sebagaimana dikemukakan Tilaar dalam progam pendidikanmultikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada kelompok rasial,agama dan kultural domain atau mainstream. Fokus seperti inipernah menjaditekanan pada pendidikan interkultural yang menekankan peningkattanpemahaman dan toleransi individu- individu yang berasal dari kelompokminoritas terhadap budaya mainstream yang dominan, yang pada akhirnyamenyebabkan orang-orang dari kelompok minoritas terintegrasi ke dalammasyarakat mainstream.
Pendidikan multikultural sebenarnya merupakansikap “peduli” dan mau mengerti (difference), atau “politics of recognition”,politik pengakuan terhadap orrang-orang dari kelompok minoritas.Apabila multikulturalisme merupakan wacana dalam bidangkebudayaan dalam arti luas seperti pengembangan identitas suatu kelompok masyarakat, demikian pula dalam pengembangan suatu Negara bangsa(nation-state) diperlukan rasa identitas dari kelompok bangsa itu. Selanjutnyasuatu bangsa hanya dapat bertahan karena mempunyai kekuasaan (power).Kekuasan untuk menjamin kelangsungan hidup dan berkembang dalam suatukelompok masyarakat serta mengikat masyarakat itu dengan satu kesatuankehidupan. Kekuasaan dengan demikian hanya dapat dikembangkan dalamlingkungan kebudayaan dalam arti yang luas. Oleh sebab itu juga pendidikantidak terlepas dari gwacana tersebut di atas. Itulah juga yang disebut tinjauanstudi kultural menggenai pendidikan, yang melihat proses pendidikan tidakterlepas dari proses pembudayaan. Multikultural merupakan suatu tuntutan pedagogis dalam rangka studikultural yang melihat proses pendidikan sebagai proses pembudayaan. Upayakita untuk membangun masyarakat indonesia baru yang multikultural hanyadapat dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan merupakanproses pemberdayaan manusia indonesia yyang bebas, tetapi juga sekaligusterikat kepada suatu kesepakatan bersama untuk membangun suatumasyarakat indonesia bersatu dalam wacana kebudayaan indonesia yang terusmenerus berkembang.Pendidikan multikulturalisme yaitu proses pengembangan seluruhpotensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagaikonsekuensi keragaman budaya, etnis, dan aliran agama. Dengan demikian pendidikan multikulturalisme menghendaki penghormatan dan penghargaanmanusia yang setinggi-tingginya terhadap harkat dan martabat manusia darimanapun dia datang dan berbudaya apapun dia.Meminjam pendapat Andersen dan Causher, bahwa pendidikanmultikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragamankebudayaan. Kemudian, james Banks mendefinisakan pendidikanmultikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikanmultikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerahTuhan/sunatullah). Kemudian, bagaiman kita mampu mensikapi perbedaantersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter
Diterbitkan di: 23 Agustus2011   


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203883-pengertian-pendidikan-multikultural/#ixzz1i04wCzac

0 komentar:

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP